Pada awal terbentuknya Kabupaten Muara Enim masih bernama Kabupaten
Lematang Ilir Ogan Tengah (LIOT), terbentuknya Kabupaten Muara Enim
berawal dari sejarah yang dilakukan oleh panitia Sembilan sebagai
realisasi surat Keputusan Bupati Daerah Kabupaten Lematang Ilir Ogan
Tengah tanggal 26 nopember 1946, hasil karya panitia tersebut
disimpulkan dalam bentuk kertas yang terdiri dari 10 Bab, dangan judul
Naskah Hari Jadi Kabupaten Lematang Ilir Ogan Tengah dan dan telah
dikikuhkan dengan surat keputusan Bupati Kepala Daerah Kabupaten
Lematang Ilir Ogan Tengah tanggal 14 Juni 1972 No. 47/Deshuk/1972.
Berdasarkan pengalian sejarah bahwa Kabupaten Muara Enim dibentuk adalah pada saat-saat sedang gigih melakukan peperangan physik melawan belanda yang beringinan untuk mengembalikan penjajah dibumi Indonesia. Dan Pada mulanya pemerintah Hindia Belanda melanjutkan politik pemerintahan dengan sistem sentralisasi yang kemudian dibawa arus etische politik yang dikambangkan sistem pemerintahan Dekasentrasi-dekasentrasi, namun demikan sistem sentralisasi tetap dipertahankan.
Dalam sistem yang samping menyamping ini kita mengenal bahwa marga-marga disepanjang Sungai Enim yaitu mulai dari semendo darat sampai ke marga tambang patang puluh bubumgan dan marga-marga sepanjang sungai lematang mulai dari tamblang ujan mas sampai ke marga sungai rotan digabungkan menjadi satu wilayah administrasi dengan nama Onder af deeling lematang ilir dengan kepala pemarintah yang disebut Controleur yang tunduk pada deeling Palembang sehe Beven landen dengan Resident berkedudukan di Lahat.
Kabupaten Muara Enim pada tahun 2010 ini telah berulang tahun yang 64 tahun, di usia yang cukup tua masih terus membangun dan mengembangkan kabupatennya, demi kesejatraan masyrakat di kabupaten Muara Enim.
Berdasarkan pengalian sejarah bahwa Kabupaten Muara Enim dibentuk adalah pada saat-saat sedang gigih melakukan peperangan physik melawan belanda yang beringinan untuk mengembalikan penjajah dibumi Indonesia. Dan Pada mulanya pemerintah Hindia Belanda melanjutkan politik pemerintahan dengan sistem sentralisasi yang kemudian dibawa arus etische politik yang dikambangkan sistem pemerintahan Dekasentrasi-dekasentrasi, namun demikan sistem sentralisasi tetap dipertahankan.
Dalam sistem yang samping menyamping ini kita mengenal bahwa marga-marga disepanjang Sungai Enim yaitu mulai dari semendo darat sampai ke marga tambang patang puluh bubumgan dan marga-marga sepanjang sungai lematang mulai dari tamblang ujan mas sampai ke marga sungai rotan digabungkan menjadi satu wilayah administrasi dengan nama Onder af deeling lematang ilir dengan kepala pemarintah yang disebut Controleur yang tunduk pada deeling Palembang sehe Beven landen dengan Resident berkedudukan di Lahat.
Kabupaten Muara Enim pada tahun 2010 ini telah berulang tahun yang 64 tahun, di usia yang cukup tua masih terus membangun dan mengembangkan kabupatennya, demi kesejatraan masyrakat di kabupaten Muara Enim.
Comments
Post a Comment